Halaman

Minggu, 13 September 2015

Arakan Pengantin

Adat pernikahan di daerah aliran sungai Lubai adalah adat perkawinan/pernikahan Lubai karena sebagian besar penduduk yang berdiam di daerah ini adalah suku asli Lubai. Prosesi pernikahan adat suku Lubai atau jeme Lubai ada beberapa tahap yang harus dilaksanakan antara lain :




Definisi Arakan pengantin


Arak-arakan adalah istilah yang biasa dipakai untuk menamakan suatu peristiwa kesenian atau "keramaian," yang terkait dengan suatu pesta perayaan. Arak-arakan selalu mengandung aspek berjalan, pawai, yang bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain. Sesuatu yang diarak adalah yang dibawa berjalan (keliling) dengan diramaikan atau ditonjolkan. Istilah lain yang memiliki arti serupa adalah karnaval (dari bahasa Inggris carnival). Dalam banyak tradisi, perayaan individual atau keluarga seperti khitanan dan pernikahan, biasa disertai arak-arakan. Arak-arakan pengantin adalah berjalan, bergerak dari tempat pengantin yang diarak menuju suatu tempat, misalnya tempat acara resepsi pernikahan. 

Setiap daerah memiliki tradisi tersendiri dalam pelaksanaan prosesi upacara pernikahan. Ada yang unik, meriah bahkan sampai aneh. Begitupun masyarakat suku Lubai atau jeme Lubai mempunyai tradisi arak-arakan pengantin. Tulisan arakan pengantin ini berdasarkan apa yang penulis lihat, apa yang penulis dengar dari tokoh adat desa Jiwa Baru, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan.


Tempat dan waktu pelaksanaan

Arak-arakan pengantin di desa Jiwa Baru, dimulai dari rumah pengantin pria menuju rumah pengantin  yang biasanya dikawal oleh sanak saudara, kaum kerabat. Agar acara arak-arakan pengantin menjadi meriah biasanya kelompok pemain rebana dalam bahasa Lubai disebut pemain terbangan, akan mengiringi rombongan arak-arakan pengantin. Tradisi ini sudah berlangsung secara turun temurun di desa Jiwa Baru. Waktu pelaksanaan arak-arakan pengantin biasanya, sesudah akad nikah dilakasanakan.


Aplikasi  Arakan pengantin


Pada tahun 1970 arak-arakan pengantin menggunakan gerobak sapi yang dihiasi dengan kain-kain batik. Gerobak sapi dibentuk sepeti perahu, yang ditarik oleh kaum kerabat pihak keluarga mempelai laki-laki. Kedua mempelai duduk bersanding didalam gerobak yang telah dibentuk seperti perahu dalam bahasa Lubai disebut dengan Joli pengatin. Adapun rute arak-arakan dari hulu desa sampai dengan ke hilir desa Jiwa Baru "dahulu desa Kurungan Jiwa dan Baru Lubai".

Pada tahun 1976 ketika kakak kami yang tertua menjadi pengantin arak-arakan pengantin menggunakan mobil sedan Wak Haji Tajuddin bin kakek Haji Abdul Wahab. Mobil tersebut dihiasi dengan bunga, seperti mobil pengantin modern saat ini. Sungguh peristiwa yang menyenangkan bagi keluarga penulis, dikarenakan saat itu tidak mudah masyarakat desa menyaksikan arak-arakan pengantin menggunakan kendaraan roda empat.



Pada tahun 2012 ketika Muhammad Hijriah, S.P. bin Fantazir menjadi pengantin, arak-arakan dilaksanakan seperti pada rekaman video yang kami uploadkan diatas. Tradisi arak-arakan pengantin, sungguh harus kita lestarikan bersama-sama. Semoga masyarakat desa Jiwa Baru dapat melaksanakannya.


Analisis penulis...


Berdasarkan pengamatan penulis, arak-arakan pengantin merupakan bagian dari ekspresi nonverbal, mengungkapkan sesuatu bukan dengan kata-kata, suatu yang alegoris. Seseorang bisa menampilkan dirinya "yang biasa" bisa juga yang "tak biasa" atau yang "sebaliknya." Untuk penampilan diri "secara lain" peserta arak-arakan banyak yang memakai topeng (masquerades) atau kostum dan rias yang aneh-aneh juga. Arak-arakan merupakan acara yang sepintas mungkin kelihatan "biasa" tapi sesungguhnya memiliki makna kompleks. Arak-arakan pengantin bertujuan memberikan rasa gembira kepada pengantin dan keluarganya. Ekspresi peserta arak-arakan pengantin berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Ada yang sangat gembira, ada yang biasa-biasa saja.

Demikian tulisan ini, semoga bermanfaat dan terima kasih atas kunjungan ke blog kami.

Salam hangat dari kami diperantauan...
Amrullah Ibrahim, S.Kom



Tidak ada komentar:

Posting Komentar